Tidak semua buku ditulis untuk membuat pembacanya tegang atau berpikir keras. Ada pula buku-buku yang hadir dengan cara yang lebih tenang. Melalui cerita yang sederhana, tapi penuh makna. Buku-buku ini tidak berusaha menggurui, melainkan menawarkan kehangatan, empati, dan pengingat halus tentang nilai-nilai manusiawi yang sering terlupakan. Bagi kamu yang sedang mencari bacaan yang menyentuh, jujur, dan memberi rasa nyaman, tiga rekomendasi buku berikut layak menjadi teman di sela rutinitas.
1. The Boy, the Mole, the Fox and the Horse – Charlie Mackesy
Buku ilustrasi yang bicara soal hidup, persahabatan, dan penerimaan diri
Buku ini seperti teman yang selalu tahu harus berkata apa saat kamu lelah, bingung, atau merasa sendiri. Melalui empat karakter sederhana—seorang anak laki-laki, seekor tahi lalat, rubah, dan kuda—Charlie Mackesy menyampaikan pesan-pesan kehidupan yang dalam, lembut, dan relevan untuk semua umur.
Bahasanya sederhana, ilustrasinya indah, dan setiap halamannya penuh kutipan yang bisa bikin kamu berhenti sejenak dan berpikir. Salah satu yang paling populer adalah:
“What do you want to be when you grow up?”
“Kind,” jawab sang anak.
Buku ini bukan hanya cocok untuk anak-anak, tapi juga untuk siapa saja yang sedang mencari pengingat kecil tentang pentingnya kebaikan dan keberanian untuk tetap bertahan.
2. Totto-chan: The Little Girl at the Window – Tetsuko Kuroyanagi
Cerita nyata masa kecil yang mengajarkan makna pendidikan yang memanusiakan
Kalau kamu ingin bacaan yang ringan tapi penuh makna, Totto-chan wajib kamu baca. Buku ini ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi, seorang aktris dan aktivis Jepang, tentang masa kecilnya yang unik di sekolah Tomoe Gakuen. Sekolah ini berbeda dari sekolah pada umumnya—di mana murid-murid bebas bereksplorasi dan belajar sesuai minat masing-masing.
Yang membuat buku ini heartwarming adalah cara Totto-chan melihat dunia dengan lugu, serta bagaimana sang kepala sekolah melihat potensi dalam setiap anak, tak peduli seaneh apa pun perilaku mereka. Cerita ini akan membuat kamu tersenyum, tertawa kecil, lalu diam-diam menangis haru di beberapa bagian. Terlebih, bagi pembaca yang pernah merasa tidak cocok dengan sistem sekolah konvensional, kisah ini bisa jadi pelukan hangat.
3. A Man Called Ove – Fredrik Backman
Di balik sikap sinis, ada kisah kehilangan dan cinta yang begitu dalam
Ove adalah pria tua yang pemarah, keras kepala, dan tampaknya tidak suka dengan siapa pun. Tapi semakin jauh kamu membaca, semakin kamu sadar bahwa di balik ketusnya Ove, ada rasa kehilangan dan kesepian yang belum sembuh.
Melalui karakter-karakter tetangganya yang nyentrik dan penuh warna, Ove secara perlahan ditarik kembali ke kehidupan. Ke hangatnya hubungan antar manusia, dan ke harapan yang nyaris padam.
Backman punya kemampuan luar biasa untuk membuat pembacanya tertawa dan menangis dalam waktu bersamaan. A Man Called Ove bukan sekadar novel fiksi biasa, tapi kisah yang bisa menyadarkan kita bahwa setiap orang punya cerita yang tak kita tahu, dan bahwa kebaikan kecil bisa menyelamatkan hidup seseorang.
Ketiga buku di atas punya satu benang merah: kehangatan yang muncul dari kebaikan, kepolosan, dan rasa saling peduli. Mereka tidak menggurui, tapi mengajak pembacanya memahami hidup dengan cara yang lebih lembut. Di tengah dunia yang sering terasa keras dan tergesa-gesa, buku-buku heartwarming seperti ini bisa jadi jeda yang sangat dibutuhkan.
Sudah pernah baca salah satunya? Atau kamu punya rekomendasi buku heartwarming versi kamu sendiri? Yuk, share di kolom komentar!
Baca juga: